DAFTAR ISI
Berdasarkan hasil penelitian seorang terapis di Amerika (Pam Drennen MS CCC-SLP). Hampir satu dari dua belas anak-anak Amerika memiliki disabilitas terkait bahasa, dengan rata-rata 1/3 dari semua ruang kelas. Dalam gaya direktif, terapis wicara dapat mengambil objek, menamainya/melabel, dan meminta anak untuk mengulanginya. Sebaliknya, metode naturalistik berfokus pada bermain. Kedua metode tersebut telah terbukti berhasil, tetapi menemukan metode yang sesuai dengan aktivitas interaktif seperti seni dapat menjadi pengalaman yang berharga.
PROSEDUR TERAPI SENI UNTUK GANGGUAN BICARA DAN PERTUMBUHAN MENTAL ANAK :
Pelajari 1-2 menit saja tentang terapi speech delay pada anak dengan terapi seni disini.
Ekspresi perkembangan emosi
Sering digunakan sebagai jalan keluar emosional, terapi seni ekspresif membantu anak-anak lebih memahami perasaan mereka. Anak-anak dapat menggambar emosi ini ketika mereka terluka atau marah, bahagia atau bersemangat, atau ketika sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Ini menciptakan peluang dalam percakapan dan meningkatkan peluang untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka.
Fokus pada cara berkomunikasi anak
Terapi seni ekspresif tidak harus hanya fokus pada sesi terapi. Orang tua dapat mengikuti kegiatan mereka di rumah dan mendorong anak-anak mereka untuk mengeksplorasi aspek kreatif. Ini harus mencakup proyek kerajinan, lukisan, gambar jurnal, dan bahkan penulisan lagu.
Eksplorasi seni melalui materi membantu untuk “melepaskan” anak yang enggan, dengan mengalami keterbatasan dan kemungkinan yang ditawarkan oleh materi, anak impulsif menjadi lebih termotivasi oleh tindakan dan emosinya. Coba bermain dengan tanah liat/pottery ini menawarkan peluang besar untuk pertumbuhan mereka.
Seorang bocah lelaki berusia delapan tahun yang didiagnosis dengan ADHD muncul untuk mengisi ruangan dengan energi dan impulsifnya yang besar. Dia ingin menghidupkan pesona makhluk besar dan kuat dengan mengukir serangkaian dinosaurus. Dengan dukungan seorang terapis seni, ia menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk mempelajari dan menerapkan langkah-langkah untuk berhasil mewujudkan ide-idenya. Ini termasuk menciptakan struktur yang seimbang, prosedur yang tepat untuk memastikan fiksasi anggota badan dan detailnya, mengukir dan melubangi untuk proses pembakaran, dan memasang kembali dengan etsa dan pemasangan ulang yang hati-hati.
Proses yang panjang dan selangkah demi selangkah ini adalah kesempatan besar untuk belajar melatih pengendalian diri, memperoleh kemahiran, dan menunda kepuasan. Ketika produk jadi itu keluar dari kiln, itu adalah ekspresi emosinya yang kuat, tidak hanya berharap mereka dapat dengan aman dieksplorasi dalam konteks metafora, tetapi juga dengan pengingat konkret seperti proses pencapaiannya.
Peningkatan pembangunan sosial
Membangun keterampilan sosial di usia muda sangat penting untuk perkembangan reguler. Menurut sebuah studi HMHB, anak-anak yang nyaman di lingkungan sosial bekerja lebih baik sebagai orang dewasa dan memiliki lebih sedikit rasa sakit di lingkungan sosial. Melalui terapi seni ekspresif, anak-anak dapat meningkatkan perkembangan dan dukungan sosial tanpa rasa penilaian dari orang tua, teman sebaya, dan terapis wicara mereka. Hal ini tidak hanya memberi anak kesempatan untuk memahami perbedaan, tetapi mereka juga dapat belajar menerima persepsi lain.
Seni juga dapat menjadi alat yang ampuh untuk mendukung dan mempromosikan pengembangan keterampilan sosial. Sekelompok enam anak TK dan kelas satu dengan keterampilan, kemampuan, dan masalah perkembangan yang berbeda berjuang untuk menantang batasan dan mempertahankan minat dalam kegiatan karena tingkat keterampilan dan minat yang berbeda. Sekali lagi, tanah liat memiliki efek yang kuat. Mereka diberi instruksi yang tidak terbatas tetapi spesifik, masing-masing menggunakan tanah liat untuk membuat gambar yang akan ditempatkan di ruang bersama yang ditentukan di tengah meja. Melalui serangkaian sesi, proses tersebut disertai dengan peluang besar untuk pertumbuhan sosial, seperti investasi yang tak tergoyahkan dari anak-anak, berbagi ide, menegosiasikan ruang dan materi bersama, “berteman” dengan sesama makhluk, dan memberikan saran teknis. , Saling mendukung atau memuji. Banyak kesempatan belajar yang lahir dari tantangan yang muncul. Secara impulsif menjangkau ke seberang meja, mengalahkan rekan kerja dan mematahkan ekornya, di sisi lain, menciptakan momen ketika dia diajari untuk bertanggung jawab atas tindakan dan empatinya. Dan untuk melatih pengampunan dan ketahanan terhadap orang lain. Proses ini terus berkembang dari patung ke lukisan hingga penciptaan detail dunia bersama.
Mempengaruhi perkembangan kognitif
Belajar dan seni terkait erat dengan pengalaman. Anak-anak dipaksa untuk belajar pelajaran eksperimental seperti pilihan dan konsekuensi, penyebab dan konsekuensi, pemecahan masalah, dan bagaimana membuat keputusan sendiri, seperti menggambar, bercerita, dan berpartisipasi dalam tarian. Mereka juga menggunakan peralatan seni sebagai cara untuk berkomunikasi dengan mereka dan belajar bagaimana menggambarkan orang yang mereka cintai dan lingkungan mereka.