DAFTAR ISI
Apakah Anda sudah tahu jika Warna dapat mengobati masalah kesehatan Anda? jawabannya adalah Ya. Penasaran? Mari pelajari tentang tentang apa itu terapi warna terlebih dahulu.
Terapi Warna
adalah metode pengobatan yang menggunakan spektrum tampak (warna) dari radiasi elektromagnetik untuk menyembuhkan suatu penyakit (Dr. Rakesh Gupta). Saat ini di era globalisasi metode alternatif banyak digunakan untuk memecahkan berbagai masalah kesehatan dan pikiran. Terapi Warna menjadi salah satu metode pengobatan alternatif yang paling populer digunakan untuk mempengaruhi perilaku dan otak orang. Untuk mengobati masalah fisik dan emosional, cara yang dapat dilakukan dengan metode terapi warna seperti melibatkan paparan cahaya berwarna, memijat dengan menggunakan minyak jenuh berwarna, merenungkan dan memvisualisasikan warna, bahkan mengenakan pakaian berwarna dan makan makanan berwarna. Seorang terapis yang merupakan lulusan dari jurusan okupasi ternyata juga mempelajari ini.
Sejarah terapi warna
dimulai sekitar 2500 tahun yang lalu, Roda warna pertama diciptakan oleh Sir Isaac Newton. Johann Wolfgang Goethe mulai mempelajari efek warna pada pikiran sekitar 100 tahun setelah Newton membangun roda. Goethe juga membagi warna menjadi dua grup berbeda, grup plus dan grup minus. Kelompok Plus memiliki warna merah, oranye dan kuning. Kelompok minus adalah hijau, biru, nila, dan ungu. Grup plus menyebabkan kegembiraan dan kecerahan. Kelompok negatif menyebabkan depresi dan kesedihan.
Tahun 1800
Terapi warna pada abad ke-19 atau menyakini jika filter kaca berwarna dapat mengobati berbagai penyakit seperti meningitis, sembelit, sulit tidur dll. Praktisi Ayurveda percaya bahwa tubuh manusia memiliki tujuh “chakra”; kadang-kadang disebut “pusat spiritual”. Dan, masing-masing chakra dapat distimulus dengan satu atau beberapa warna spektrum cahaya tampak dan dapat memperbaiki ketidakseimbangan atau kelainan tersebut. Pembahasan tentang chakra memang dipelajari sebagai ilmu eksata (metafisika). Melalui metafisika chakra dapat dibuktikan sebagai sebuah energi yang dihasilkan dengan frekuensi tertentu.
Tahun 1877
Terapi warna modern dipelopori oleh Niels Finsen dari Denmark. Pada tahun 1877, ia menemukan efek bakterisida energi dari sinar UV matahari. Finsen juga mempelajari bagaimana luka sembuh lebih cepat saat terkena cahaya tampak.
Tahun 1897
Dinshah Ghadiali, MD, menyelamatkan seorang wanita dari penyakit disentri yang parah dengan menyinari tubuhnya dengan lampu nila. Pada hari ketiga dia bangun dari tempat tidur dan berjalan.
Pada 1920
Dinshah menemukan Spectro-Chrome. Dia berspekulasi tentang aspek fisiologis tertentu dari setiap warna dan bagaimana mereka menyebabkan perilaku tertentu.
Pada tahun 1932
Dua psikolog California, Gerrard dan Hesei, menetapkan bahwa biru memiliki efek menenangkan sementara merah memiliki efek menstimulus.
Pada tahun 1985
Darius Dinshaw menyimpulkan bahwa segala sesuatu di bumi mengandung beberapa bentuk warna. Warna-warna ini sangat bermanfaat untuk tujuan menjaga kesehatan dan penyembuhan orang.
Metode pengobatan dengan terapi warna
Berdasarkan catatan sejarah, sebelum terapi warna dipublikasikan di jurnal ilmiah oleh para praktisi Ayurveda di India, seorang ilmuwan muslim bernama Ibnu Sinna (Avicenna) telah lebih dahulu menemukannya. Ibnu Sina sudah memanfaatkan warna sebagai salah satu caranya dalam mendiagnosa penyakit dan untuk pengobatan, ia mengembangkan grafik hubungan antara warna dengan suhu tubuh dan kondisi fisik tubuh.
Ibnu Sina juga melakukan klasifikasi warna dan fungsi-fungsinya dalam proses penyembuhan penyakit. Ia mengemukakan bahwa warna merah memindahkan darah, biru atau putih mendinginkan, dan kuning mengurangi rasa sakit pada otot dan radang mata. Ibnu Sina adalah orang pertama yang membuktikan bahwa warna yang salah yang digunakan untuk terapi dapat menyebabkan tidak adanya respons dalam penyakit yang spesifik dijelaskan dalam Al-Qanun fi At-Thibb. Orang yang mimisan seharusnya tidak melihat warna merah yang mencolok dan tidak boleh terkena sorot lampu merah. Warna merah akan mendorong cairan sanguin (sanguineous humor). Orang mimisan, menurut Ibnu Sina, harus melihat warna biru. Berbeda dengan warna merah, warna biru akan meringankan dan mengurangi aliran darah. Metode penyembuhan dengan terapi warna ini dikenal dengan ilmu Chromotherapy (kromoterapi).
Hubungan terapi Warna dalam Desain dan Ilustrasi
Warna memiliki hubungan yang sangat dekat dengan desain yang masuk logika; Hal ini telah ditegaskan dari manifestasi warna tidak hanya dalam desain produk, interior, dan pemasaran, tetapi juga dari berbagai bidang lain seperti terapi warna, meditasi warna, dan konsultasi gambar. Warna tidak hanya menekankan daya tarik psikologis dari penampilan tetapi juga merangsang secara psikologis dan fisik. Emosi manusia sensitif, dan paling reaktif terhadap perubahan warna. Banyak penelitian serupa tentang hubungan antara emosi manusia dan warna dan faktor lainnya telah dilakukan. Andesign akan mengulasnya lebih banyak pada postingan berikutnya ya.
Referensi:
https://edu.glogster.com/glog/read-book-pdf-color-psychology-and-color-therapy-a-factual-study/3e91wdnmsph
https://www.researchgate.net/publication/349426950_COLOR_THERAPY_IN_MENTAL_HEALTH_AND_WELL_BEING
https://link.springer.com/referenceworkentry/10.1007%2F978-3-642-27851-8_228-1
Heinrich, G. (2006). A Descriptive Study to Determine the Use of Light and Colour as a Healing Modality (Doctoral dissertation, University of Johannesburg)
Hankey, A., & Ewing, E. (2007). New light on chromo therapy: Grakov’s ‘Virtual Scanning ‘system of medical assessment and treatment. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, 4(2), 139-144.
https://www.republika.co.id/berita/56811/terapi-warna-warisan-kedokteran-islam